
Jember – Jejakindonesia.news // Program Bunga Desaku kembali menjadi ruang dialog langsung antara pemerintah daerah dan masyarakat desa. Kali ini, kegiatan digelar di Lapangan Sidodadi, Kecamatan Tempurejo, dengan menghadirkan rangkaian pelayanan kesehatan hewan terpadu (yankeswandu), pengukuhan kelompok peternak, serta pelatihan pembuatan silase sebagai upaya penguatan sektor peternakan rakyat.
Bupati Jember, Gus Fawait, hadir langsung dan berdialog terbuka dengan para peternak. Dalam kesempatan tersebut, ia memberi ruang kepada masyarakat untuk menyampaikan usulan, masukan, hingga keluhan secara langsung. Ia menekankan bahwa bantuan pemerintah, baik berupa ternak maupun alat produksi, harus dijaga dan dimanfaatkan sesuai tujuan. Menurutnya, penyalahgunaan bantuan bukan hanya merugikan penerima, tetapi juga berpotensi menimbulkan persoalan hukum bagi semua pihak.
Dalam dialog tersebut, perwakilan kelompok peternak menyampaikan kebutuhan akan pendampingan yang lebih komprehensif, mulai dari penguatan kapasitas, pemasaran, hingga penyediaan sarana dan prasarana modern. Mereka menilai pola peternakan tradisional sudah tidak cukup untuk menjawab tantangan kebutuhan dan keberlanjutan usaha.
Pada sektor peternakan, Pemerintah Kabupaten Jember telah menyalurkan bantuan nyata, di antaranya bantuan sekitar 100 ekor domba, penyediaan vitamin ternak yang akan berlanjut pada tahun 2026, serta dukungan alat penunjang seperti chopper pakan yang secara khusus ditinggalkan di lokasi untuk dimanfaatkan bersama oleh kelompok peternak.
“Ini bentuk cinta pemerintah kabupaten Jember. Mungkin belum sempurna, tapi lebih baik ada daripada tidak sama sekali,” ujar Gus Fawait.
Ia juga menyampaikan bahwa ke depan akan ada tambahan bantuan dari pemerintah pusat, termasuk alat pertanian dan peternakan seperti traktor dan mesin diesel. Namun ia kembali menekankan pentingnya menjaga bantuan tersebut agar berumur panjang dan tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari.
Selain fokus pada bantuan peternakan, Gus Fawait turut menyinggung pentingnya imunisasi, khususnya bagi anak-anak. Ia mengingatkan bahwa tingkat imunisasi di Kecamatan Tempurejo masih tergolong rendah dibandingkan wilayah lain di Kabupaten Jember.
“Imunisasi itu halal, sudah ditegaskan oleh MUI. Wong sapi saja perlu vitamin, anak-anak kita juga perlu imunisasi,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa efek demam setelah imunisasi merupakan hal yang wajar dan justru menjadi tanda bahwa tubuh sedang membentuk kekebalan.
“Kalau setelah imunisasi panas, itu wajar. Justru kalau tidak ada reaksi sama sekali, itu yang perlu dipertanyakan,” pungkasnya.
Dodik

