
Jember – Jejakindonesia.news // Apel Shalawat Kebangsaan yang digelar di Lapangan Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo, menjadi bagian penting dalam rangkaian kegiatan Bunga Desaku (Bupati Ngantor di Desa dan Kelurahan). Kegiatan ini tidak hanya menghadirkan lantunan shalawat kebangsaan, tetapi juga menjadi ruang komunikasi langsung antara Pemerintah Kabupaten Jember dengan masyarakat desa.
Mengusung tema “Membangun Jembatan Hati Melalui Shalawat Kebangsaan”, apel ini dihadiri ratusan warga dari berbagai lapisan, tokoh agama, tokoh masyarakat, perangkat desa, serta jajaran Pemerintah Kabupaten Jember.
Dalam ceramah kebangsaannya, Gus Fawait menegaskan bahwa shalawat bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan perekat nilai kebangsaan, persatuan, dan kepedulian sosial. Melalui momentum ini, Gus Fawait secara langsung menyampaikan berbagai program strategis Pemkab Jember yang menyentuh kebutuhan dasar masyarakat.
“Pemerintah Kabupaten Jember ingin memastikan bahwa program-program yang kami rancang tidak hanya terdengar di kota, tetapi benar-benar sampai dan dirasakan oleh masyarakat desa,” tegas Gus Fawait.
Salah satu program utama yang disampaikan adalah Beasiswa Cinta Bergema. Gus Fawait menjelaskan bahwa pada tahun 2025, ribuan mahasiswa telah menerima manfaat beasiswa yang disalurkan langsung ke rekening kampus masing-masing, guna memastikan transparansi dan akuntabilitas.
Menariknya, tahun 2025 menjadi tonggak baru dengan hadirnya kategori Beasiswa Santri. Program ini menyasar santri dari keluarga kurang mampu, tidak hanya mencakup biaya UKT, tetapi juga bantuan biaya hidup (living cost) sebesar Rp500.000 per bulan selama enam bulan, yang ditransfer langsung ke rekening mahasiswa penerima.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Fawait kembali menegaskan komitmen Pemkab Jember dalam program Universal Health Coverage (UHC). Melalui UHC, masyarakat Jember dapat mengakses layanan kesehatan gratis, baik di puskesmas maupun rumah sakit. Program ini mencakup pemeriksaan kesehatan, pengobatan, hingga layanan persalinan bagi ibu hamil, tanpa dipungut biaya.
Gus Fawait juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan kanal pengaduan Wadul Guse, sebagai sarana menyampaikan keluhan, aspirasi, maupun laporan pelayanan publik. Menurutnya, pemerintahan yang kuat adalah pemerintahan yang mau mendengar.
Selain itu, Pemkab Jember tengah mempercepat penyelesaian administrasi kependudukan, khususnya perekaman KTP. Hingga akhir Desember 2025, pemerintah menargetkan puluhan ribu perekaman KTP baru agar tidak ada lagi warga yang terkendala layanan hanya karena persoalan administrasi.
Ia menekankan bahwa seluruh program Pemkab Jember, baik di bidang pendidikan, kesehatan, administrasi kependudukan, hingga sosial-keagamaan, harus dipahami oleh masyarakat desa, termasuk di Kecamatan Tempurejo.
Dodik

