Mengungkap Fakta Kebenaran
Indeks
banner 728x250
Daerah  

Keselamatan Warga Jadi Prioritas, Pemkab Jember Evaluasi Pembangunan Perumahan Rawan Banjir

JemberJejakindonesia.news // Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember mengerahkan personel dan sumber daya darurat untuk menangani banjir yang merendam Perumahan Villa Indah Tegal Besar, Kecamatan Kaliwates, Selasa (16/12/2025). Banjir yang dipicu hujan deras sejak Senin (15/12/2025) sore hingga malam hari tersebut menggenangi rumah warga dan mengganggu aktivitas ratusan penghuni.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember, Zughrinada Wahyudi Hidayat, menyampaikan bahwa penanganan dilakukan secara terpadu bersama sejumlah organisasi perangkat daerah dan relawan. Fokus utama diarahkan pada keselamatan warga terdampak serta pemenuhan kebutuhan dasar di lokasi banjir.

“BPBD bersama PU Bina Marga, Cipta Karya, Dinas Sosial, relawan, dan Destana fokus pada penanganan darurat. Bantuan logistik sudah kami salurkan, dua tandon air bersih kami drop, dan dapur umum didirikan untuk memenuhi kebutuhan warga,” ujar Zughrinada.

Menurut BPBD, banjir kali ini kembali menimpa kawasan yang sama seperti kejadian tahun-tahun sebelumnya. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, genangan air merusak perabotan rumah tangga dan memaksa sebagian warga menyelamatkan diri dengan perlengkapan seadanya.

BPBD mengakui penanganan banjir di Jember menghadapi tantangan besar, terutama keterbatasan personel. Saat ini, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Jember hanya berjumlah 17 orang, sementara titik banjir yang harus ditangani mencapai 21 lokasi di berbagai kecamatan.

“Kami meminta masyarakat tetap waspada karena potensi cuaca ekstrem diperkirakan berlangsung hingga akhir Februari 2026,” tegas Zughrinada.

Ia juga mengimbau warga untuk menyiapkan Tas Siaga Bencana yang berisi dokumen penting, barang berharga, serta makanan tahan lama. Imbauan ini disampaikan menyusul banyaknya laporan warga yang kehilangan surat-surat penting akibat banjir datang secara tiba-tiba.

Di tengah penanganan darurat tersebut, kisah warga terdampak kembali mencuat. Fira, salah satu penghuni Perumahan Villa Indah Tegal Besar, mengaku banjir kali ini menjadi yang terparah sejak ia menempati rumah tersebut.

“Air masuk rumah cukup tinggi. Ini paling parah,” ujarnya.

Fira mengungkapkan bahwa saat pertama membeli rumah, dirinya tidak mengetahui kawasan tersebut berada di bantaran sungai. Fakta itu baru disadarinya belakangan, setelah melihat dua blok perumahan di sekitar lokasi tidak pernah dibangun.

“Kami awalnya tidak tahu kalau ini bantaran sungai. Sekarang baru sadar setelah dua blok tidak jadi dibangun. Tanggul sempat dibuat, tapi akhirnya jebol juga,” katanya.

Ia juga menyebut banjir serupa pernah terjadi pada 2021. Saat itu, warga hanya menerima bantuan terbatas dari pengembang. Hingga banjir kali ini terjadi, warga mengaku belum menerima bantuan apa pun dari pihak developer.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Jember memastikan evaluasi menyeluruh terhadap kawasan rawan banjir terus dilakukan, dengan keselamatan warga sebagai prioritas utama. BPBD Jember menegaskan akan tetap siaga selama potensi cuaca ekstrem masih berlangsung.

Dodik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *