banner 728x250
Berita  

Merajut Silaturahmi, Menjemput Berkah: Hikmah Agung dalam Menjalin Tali Persaudaraan

BANYUWANGI —Jejakindonesia.news| Dalam Islam, silaturahmi bukan sekadar anjuran sosial, melainkan bagian dari ibadah yang sarat nilai spiritual dan dampak nyata bagi kehidupan.

Dalam sebuah kajian bertajuk “Hikmah Silaturahmi dalam Perspektif Islam” yang digelar di Masjid Baitussalam, Kelurahan Kertosari, Kecamatan Banyuwangi, pada Jumat malam (1/8/2025), disampaikan bahwa menjalin tali silaturahmi memiliki dampak besar, baik dari sisi ukhrawi maupun duniawi.

Setidaknya terdapat tujuh hikmah agung yang dapat dipetik dari menjalin tali silaturahmi, antara lain:

1. Rezeki Dilapangkan, Umur Diperpanjang

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (HR Bukhari & Muslim). Hadis ini menegaskan bahwa keberkahan rezeki dan panjang umur tidak hanya ditentukan oleh usaha fisik semata, tetapi juga oleh hubungan sosial yang harmonis dan penuh kasih.

2. Memperpanjang Umur dalam Makna Hakiki

Menurut para ulama, makna “memperpanjang umur” tidak hanya secara kuantitatif, tetapi juga secara kualitas hidup. Hidup yang penuh keberkahan, kebermanfaatan, serta jauh dari dosa, adalah bentuk umur yang “panjang” dalam pandangan Islam. Silaturahmi membuka ruang untuk saling menasihati dan mengingatkan dalam kebaikan.

3. Menghibur dan Menguatkan Kerabat

Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain. Silaturahmi membuka ruang untuk saling menguatkan di kala duka dan saling bersyukur di kala suka. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman, “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula.” (QS. Ar-Rahman: 60). Inilah semangat timbal balik yang menjadi fondasi interaksi sosial dalam Islam.

4. Bukti Ketaatan kepada Allah dan Hari Akhir

Hadis Nabi SAW menegaskan, “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (HR Bukhari & Muslim). Maka jelaslah, silaturahmi adalah indikator keimanan seseorang, bukan sekadar tindakan etis, melainkan manifestasi iman yang konkret.

5. Meredam Konflik, Merawat Persatuan

Silaturahmi menjadi jembatan perdamaian di tengah perselisihan. Dalam banyak kasus, permusuhan antarkerabat atau saudara kerap dipicu oleh miskomunikasi. Silaturahmi yang tulus mampu mencairkan ketegangan dan membukakan jalan damai. Islam mengecam keras upaya memutus hubungan kekeluargaan.

6. Membuka Pintu Rahmat Ilahi

Dalam hadis qudsi, Allah SWT berfirman, “Aku adalah Maha Pengasih, dan Rahim adalah bagian dari nama-Ku. Siapa yang menyambungnya, maka Aku akan menyambung (rahmat)-Ku kepadanya, dan siapa yang memutusnya, maka Aku akan memutuskan (rahmat)-Ku darinya.” (HR Abu Dawud). Maka jelas, silaturahmi bukan hanya urusan horizontal antarmanusia, tetapi berkorelasi langsung dengan vertikal kepada Sang Khalik.

7. Jalan Menuju Surga

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Wahai manusia, tebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali persaudaraan, shalatlah di malam hari ketika manusia tidur, niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat.” (HR Ibnu Majah). Silaturahmi menjadi bagian dari amalan sosial yang bernilai tinggi di hadapan Allah SWT.

Silaturahmi: Spirit Peradaban Islam

Silaturahmi bukan sekadar budaya Timur, tetapi nilai luhur yang dijadikan pondasi dalam membangun masyarakat Islami. Dalam konteks kekinian, ketika sekat-sekat sosial makin terasa dan digitalisasi kerap membuat hubungan menjadi artifisial, Islam justru mengajak umatnya untuk memperkuat interaksi kemanusiaan secara langsung, hangat, dan tulus.

Maka, merajut silaturahmi sejatinya adalah membangun kembali fondasi ukhuwah, membentangkan jalan rezeki, menyuburkan cinta kasih, serta menegakkan ketakwaan kepada Allah SWT.

 

[Wulandari]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *